Kisah Wanita Hamil Tujuh Bulan yang Lolos ke Saudi dengan Bantuan Joki
Sudah Jatuh sejak Turun dari Tangga Pesawat
Didorong keinginan untuk segera berangkat haji, Harti bin Darmo nekat memalsu
dokumen kesehatan. Baru setiba di Madinah, wanita asal Muara Angke, Jakarta
Utara, itu diketahui hamil tujuh bulan. Kini dia mendapat perawatan khusus.
Bukan hanya soal kehamilannya, tapi karena mengalami gagal jantung kelas dua.
SOEPARLI DJUMATMADJI, Madinah
SEORANG perempuan terbaring di dipan ruang perawatan jamaah haji Indonesia di
Madinah kemarin. Dialah Harti bin Darmo. Di dipan sebelah kiri, duduk sang
suami, Sobirin. Dua dipan lagi di ruang berukuran 3 x 4,5 meter persegi itu
kosong. Sebuah AC windows terpasang di salah satu sudut ruang tersebut. Meski
begitu, kipas angin yang tergantung di langit-langit ruang juga tetap
dinyalakan.
Harti adalah jamaah haji kloter pertama Jakarta yang tiba di Bandara Madinah
Sabtu petang (17/11). Dia terpaksa dirawat di ruang perawatan Sektor 3 Daerah
Kerja Madinah karena tiba-tiba lemas dan jatuh saat hendak menaiki anak tangga
di pemondokan jamaah di Hotel Dallah, Madinah. Tim kesehatan yang menyambut
kedatangan jamaah kloter satu Jakarta itu langsung membawanya ke kantor sektor.
Saat diperiksa di ruang kesehatan, dokter menemukan Harti hamil tujuh bulan.
Tentu, dokter kaget. Sebab, menurut ketentuan, wanita hamil mestinya tidak bisa
berangkat. Saat periksa kesehatan, calon jamaah haji perempuan juga diminta
membuat pernyataan tidak akan hamil selama proses haji. "Jadi, mengherankan dia
bisa lolos tes kesehatan," kata dr Hj Shelly SpPD dan dr Zubaedah SpP yang
menangani Harti di Sektor 3 Madinah.
Rupanya, Harti pakai "joki" agar lolos tes kesehatan. Dia meminta sang adik,
Hariati, menggantikannya menjalani tes kesehatan di puskesmas. Karena itu, di
buku kesehatan jamaah haji (buku hijau), Harti bin Darmo dinyatakan sehat dan
tidak hamil.
Bukankah ada foto jamaah di buku hijau? "Foto itu benar foto saya. Tapi, yang
datang ke puskesmas untuk diperiksa kesehatan adik saya. Kami memang mirip.
Kata orang malah seperti saudara kembar saja. Kebetulan, usia kami juga cuma
selisih setahun," kata Harti saat ditemui Jawa Pos di ruang perawatan Sektor 3
Madinah kemarin.
Harti bukan tidak tahu wanita hamil berisiko bila nekat berangkat haji. Namun,
niat menjalankan ibadah haji mengalahkan segalanya. Apalagi kerabat dan para
tetangga pun mendorongnya agar segera berangkat. "Katanya tidak baik
menunda-tunda rencana naik haji. Mereka bilang pamali," katanya.
Rupanya, Harti dan suami sudah memenuhi ongkos naik haji sejak 2005. Saat itu,
mereka diminta menunggu setahun. Pada 2006, pasangan itu sebetulnya sudah
mendapatkan nomor kursi. Namun, keberangkatan ke tanah suci harus batal karena
Harti keguguran. "Sedih sekali rasanya. Tapi, mau bagaimana lagi," kata pemilik
restoran seafood di Muara Angke itu.
Terpaksa, keduanya menunggu setahun lagi. Gayung bersambut. Harti dan suami
kembali mendapat kursi untuk berangkat haji tahun ini. Problemnya, saat itu dia
hamil dua bulan. Ini kehamilan keenam yang dialami Harti. Kenapa tidak pakai
KB? Ditanya begitu, malu-malu dia menjawab, "Tidak boleh suami. Katanya, takut
Allah murka kalau saya pakai KB."
Tentu, Harti khawatir. Sebab, dia tahu wanita hamil tidak boleh pergi haji.
Padahal, dia dan suami sudah sangat ingin pergi haji. Dalam kekhawatiran itu,
Harti menemui kakaknya yang telah lebih dulu menunaikan ibadah haji. Ternyata,
sang kakak tidak melarang. Bahkan, dia pernah membantu wanita hamil agar bisa
lolos pemeriksaan kesehatan. "Katanya, tinggal cari orang yang wajahnya mirip
untuk menggantikan saya mengikuti pemeriksaan kesehatan," kata Harti.
Bagi Harti, itu tidak sulit. Sebab, sang adik mirip sekali dengannya. Usia
mereka juga hanya terpaut setahun. Maka, disepakati Hariati menggantikan Harti
menjalani pemeriksaan kesehatan. Saat diminta foto, Hariati menyodorkan foto
asli sang kakak. Dan, tidak ada petugas kesehatan yang curiga.
Alhasil, pada buku hijau kondisi kesehatan, Harti dinyatakan sehat. Ditambah
perut Harti yang tergolong kecil untuk ukuran wanita hamil tujuh bulan,
segalanya lancar hingga kloter pertama jamaah haji Jakarta terbang dari Bandara
Soekarno-Hatta, Jakarta, Sabtu. Di dalam pesawat, Harti juga tak merasakan
keluhan apa pun. "Saya doyan makan minum dan merasa sehat," katanya.
Persoalan mulai muncul saat pesawat mulai mengurangi kecepatan menjelang
mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis, Madinah. "Tiba-tiba, saya
merasa pusing. Badan juga terasa panas dingin. Saya jadi ingat berita-berita
tentang pesawat jatuh yang belakangan sering muncul di TV. Saya jadi makin
takut," tuturnya.
Perubahan mendadak itu membuat kondisi Harti menurun drastis. Saat turun dari
pesawat, ibu empat anak itu terjatuh. Tapi, karena khawatir dipulangkan bila
ketahuan hamil, dia tidak melapor ke dokter kloter yang menyertai jamaah di
pesawat.
Namun, kondisi Harti terus memburuk. Setiba di pemondokan di Hotel Dallah,
Madinah, Harti merasa tubuhnya tiba-tiba lemas. Di tangga masuk hotel, hampir
saja dia jatuh kalau tidak dibantu petugas kesehatan yang menyambut. Melihat
kondisi Harti, mereka langsung membawanya ke ruang perawatan di kantor Sektor 3
Madinah.
"Kaget sekali kami sewaktu tahu dia hamil tujuh bulan. Apalagi kedua kakinya
bengkak," kata dr Shelly SpPD yang memeriksa Harti bersama dr Zubaedah SpP.
Karena sudah sampai di tanah suci, panitia haji tidak bisa berbuat apa-apa
selain membantu Harti tetap sehat dan bisa menjalankan ibadah haji hingga
tuntas.
Dikatakan Shelly, karena perubahan kondisi tubuh, jantung wanita hamil memang
bekerja lebih keras. Tapi, pada dasarnya, wanita hamil itu sehat. Dalam kasus
Harti, Shelly menduga sudah ada yang tidak biasa pada jantung Harti bahkan
sebelum hamil. "Saat kami periksa, pasien dalam kondisi gagal jantung kelas
II," katanya. Shelly menambahkan, kondisi gagal jantung dikategorikan kelas 1
hingga kelas 4. Yang terburuk kelas 4.
Melihat itu, Shelly bertanya apakah Harti tidak difoto rontgen dada saat
menjalani pemeriksaan kesehatan haji dulu. "Dia menjawab tidak. Kami jadi
heran. Belakangan baru dia mengaku adiknya yang menjalani pemeriksaan
kesehatan," katanya.
Menurut Shelly, kondisi kesehatan Harti saat ini sudah jauh lebih baik. Meski
begitu, sampai tadi malam, belum diputuskan Harti boleh kembali ke pemondokan
atau harus terus berada di ruang perawatan hingga saatnya berangkat ke Makkah
sepekan mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar